Jumat, 17 Mei 2013
Gimana Sih Sejarah Open Source Itu?
Open
Source adalah program komputer sama halnya dengan program-program
lainnya, hanya saja program Open Source dapat diutak-atik oleh siapa
saja sehingga tampilan dan fungsinya menyesuai si pengguna. Hal
tersebut sesuai dengan namanya, yaitu open source, yang artinya
source codenya dapat dimodifikasi oleh siapapun. Sedangkan program
berbayar menutup source code programnya sehingga tidak bisa
diutak-atik oleh siapapun, kecuali perusahaan pembuatnya.
Open
Source memiliki proposisi
nilai tinggi, yaitu :
- Keamanan.
- Keterjangkauan.
- Transparansi.
- Lamanya.
- Interoperabilitas/kemampuan mengambil informasi.
- Localization/bersifat kewilayahan atau kedaerahan.
Istilah open source (kode program terbuka) sendiri baru
dipopulerkan tahun 1998. Namun, sejarah peranti lunak open source
sendiri bisa ditarik jauh ke belakang semenjak kultur hacker
berkembang di laboratorium-laboratorium komputer di
universitas-universitas Amerika seperti Stanford, Berkeley, Carnegie
Mellon, and MIT pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang
berjumlah kecil namun sangat erat dimana mereka biasa bertukar kode
program, dan tiap orang bisa memodifikasi program yang dibuat orang
lain sesuai dengan kepentingannya. Hasil modifikasinya juga mereka
sebarkan ke komunitas tersebut.
Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard
Stallman dan kawan-kawannya yang mengembangkan banyak aplikasi di
komputer DEC PDP-10. Awal
tahun 1980-an komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas
lain tersebut bubar karena DEC menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak
aplikasi yang dikembangkan di PDP-10 menjadi banyak yang kadaluarsa.
Pengganti PDP-10, seperti VAX dan 68020, memiliki sistem operasi
sendiri, dan tidak ada satupun piranti lunak bebas. Pengguna harus
menanda-tangani nondisclosure agreement untuk bisa mendapatkan
aplikasi yang bisa dijalankan di sistem-sistem operasi ini.
Karena itulah pada Januari 1984
Richard Stallman keluar dari MIT, agar MIT tidak bisa mengklaim
piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. Dan
tahun 1985 dia mendirikan organisasi nirlaba Free Software
Foundation. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengembangkan
sistem operasi. Dengan FSF Stallman telah mengembangkan berbagai
piranti lunak: gcc (pengompilasi C), gdb (debugger, Emacs (editor
teks) dan perkakas-perkakas lainnya, yang dikenal dengan peranti
lunak GNU. Akan tetapi Stallman dan FSFnya hingga sekarang belum
berhasil mengembangkan suatu kernel sistem operasi yang menjadi
target utamanya. Ada beberapa penyebab kegagalannya, salah satunya
yang mendasar adalah sistem operasi tersebut dikembangkan oleh
sekelompok kecil pengembang, dan tidak melibatkan komunitas yang
lebih luas dalam pengembangannya.
Pada tahun 1991, seorang mahasiswa S2 di Finland mulai
mengembangkan suatu sistem operasi yang disebutnya Linux. Dalam
pengembangannya Linus Torvalds melempar kode program dari Linux ke
komunitas terbuka untuk dikembangkan bersama. Komunitas Linux terus
berkembang dimana kemudian akhirnya melahirkan distribusi-distribusi
Linux yang berbeda tetapi mempunyai pondasi yang sama yaitu kernel
Linux dan librari GNU glibc seperti RedHat, SuSE, Mandrake,
Slackware, dan Debian dan lainnya. Beberapa dari distribusi di atas
ada yang bertahan dan besar, bahkan sampai menghasilkan distro
turunan, contohnya adalah Distro Debian GNU/Linux. Distro ini telah
menghasilkan puluhan distro anak, antara lain Ubuntu, Knoppix,
Xandros, dan lainnya.
Kontribusi utama lain dari FSF selain perangkat lunak
adalah lisensi GPL (GNU public License), dimana lisensi ini memberi
kebebasan bagi penggunanya untuk menggunakan dan melihat kode
program, memodifikasi dan mendistribusi ulang peranti lunak tersebut
dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan hasil modifikasi tersebut
tetap bebas didistribusikan. Linus Torvalds juga menggunakan lisensi
ini dalam pengembangan dasar Linux.
Seiring dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat juga minat terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti Linux dan GNU tersebut, juga meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan jenis peranti lunak tersebut.
Akan tetapi teminologi “free” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL, dan sebagian lagi mengartikan untuk arti gratis dalam ekonomi. Para eksekutif di dunia bisnis juga merasa khawatir karena keberadaan perangkat lunak gratis dianggap aneh.
Kondisi ini mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya OSI (Open Source Initiative) suatu organisasi nirlaba yang mendorong pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang diinisiasi oleh Eric Raymond dan timnya.
Seiring dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat juga minat terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti Linux dan GNU tersebut, juga meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan jenis peranti lunak tersebut.
Akan tetapi teminologi “free” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL, dan sebagian lagi mengartikan untuk arti gratis dalam ekonomi. Para eksekutif di dunia bisnis juga merasa khawatir karena keberadaan perangkat lunak gratis dianggap aneh.
Kondisi ini mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya OSI (Open Source Initiative) suatu organisasi nirlaba yang mendorong pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang diinisiasi oleh Eric Raymond dan timnya.
Sekian
dari saya dan Wassalamu’alaikum…
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar