Jumat, 17 Mei 2013
Peran Open Source Bagi Dunia Pendidikan
Hubungan Antara
Open Source Dengan Dunia Pendidikan
Dukungan
teknologi informasi dan komunikasi, biasa disingkat TIK, memungkinkan
para pegiat pendidikan mengemas dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan
dalam pelbagai cara. Pendidik bisa mengembangkan teknik-teknik
penyajian materi dan simulasi, penugasan, evaluasi, bahkan program
pengajaran elektronik (e-learning) sehingga proses belajar-mengajar
berlangsung secara interaktif dan tanpa batas.
Sayangnya,
program-program yang umum digunakan adalah program-program yang
menyerap dana yang besar, terutama pada pos pembelanjaan sistem
operasi (operating system) ataupun aplikasinya sehingga sebagian
besar sekolah menggunakan produk bajakan. Tindakan pembajakan di
lembaga pendidikan, seperti sekolah, jelas sangat ironis. Apapun
alasannya, pembajakan merupakan tindakan kriminal dan pelanggaran
hukum.
Untuk
menyiasati keterbatasan dana, solusi tepatnya adalah penggunaan
perangkat lunak bebas dan sumber terbuka (Free and Open Source
Sofware), sebut saja Linux. Terlebih, salah satu distro Linux,
Ubuntu, telah mengeluarkan versi khusus untuk pendidikan, yakni
Edubuntu. Keunggulan FOSS sangat banyak, antara lain FOSS merupakan
sistem operasi yang bebas atau gratis (free) dan terbuka bagi siapa
saja yang ingin mengembangkannya (open source). FOSS juga tidak
mengenal istilah virus, sebab ia sistem in dikerjakan secara
bersama-sama oleh jutaan ilmuwan komputer di seluruh dunia.
Mungkinkah
kita menggunakan FOSS di sekolah? Jelas mungkin. Kesalahan kegiatan
belajar-mengajar selama ini adalah guru sering mengenalkan produk
(merek) bukan subtansi. Guru mengenalkan Windows, bukan mengenalkan
sistem operasi. Apabila guru bisa mengajarkan substansi maka dunia
pendidikan akan sadar bahwa kebiasaan menggunakan perangkat lunak
berpemilik (propertary) akan menciptakan ketergantungan.
Semua
aplikasi dapat diunduh dan digunakan secara gratisan. Dukungan FOSS
pada dunia pendidikan membuat aktivitas belajar-mengajar semakin
menarik. Mata pelajaran yang selama ini dipandang sulit akan terasa
mudah dengan adanya fasilitas pemodelan dan gambar yang disediakan
oleh perangkat lunak pendidikan di FOSS. Para siswa juga terbiasa
dengan tradisi berbagi sehingga tercipta percepatan dalam
pengembangan keilmuan.
Open
Source Bagi Pendidikan
Open
Source telah memberikan empat hal bagi dunia pendidikan :
- Pertama, perangkat lunak Open Source bebas biaya sehingga dapat menghemat pengeluaran sekolah. Meskipun di negara-negara yang paling kaya, sekolah-sekolah selalu kekurangan dana. Aplikasi open source memberikan kepada sekolah—seperti pemakai lain—kebebasan untuk meniru dan mendistribusikan kembali perangkat lunak, agar sekolah dapat memakai aplikasi ini di semua komputer yang mereka miliki.
- Kedua, dunia pendidikan bisa mengajarkan cara hidup yang menguntungkan masyarakat pada murid-muridnya. Mereka bisa mempromosikan pemakaian perangkat lunak open source sebagaimana mereka mempromosikan pendauran ulang sampah. Apabila sekolah mengajarkan pemakaian aplikasi open source kepada murid, maka murid akan menggunakan aplikasi open source setelah mereka lulus. Hal ini akan membantu masyarakat secara keseluruhan untuk lepas dari dominasi korporat raksasa. Perusahaan-perusahaan ini memberikan sampel gratis kepada sekolah dengan alasan yang sama dengan perusahaan rokok yang mendistribusikan rokok gratis: untuk membuat anak-anak kecanduan. Mereka tidak akan memberikan diskon lagi kepada murid – murid tersebut setelah mereka dewasa dan lulus sekolah.
- Ketiga, perangkat lunak open source memungkinkan pemakai untuk belajar cara kerja perangkat lunak. Saat murid-murid mencapai usia remaja, sebagian dari mereka ingin belajar semua yang ada di dalam komputer dan aplikasi yang mereka gunakan. Ini adalah usia di mana murid yang akan menjadi programmer handal belajar. Untuk belajar menulis coding dengan baik, murid -murid perlu membaca banyak coding dan menulis banyak coding. Mereka perlu mengerti program sebenarnya yang dipakai orang. Mereka akan sangat tertarik membaca source code yang mengoperasikan program yang mereka gunakan setiap hari. Aplikasi komersiil mencegah murid – murid yang haus ilmu dengan mengatakan “ilmu yang anda inginkan adalah rahasia–tidak boleh dipelajari!” Perangkat lunak open source mendorong semua orang untuk belajar. Komunitas open source menolak filosofi “penginjilan teknologi” yang menyebabkan publik tidak tahu cara kerja teknologi; kami mendorong murid-murid segala umur dan di segala situasi untuk membaca source code dan belajar sebanyak yang mereka inginkan. Sekolah-sekolah yang menggunakan aplikasi open source memungkinkan murid-murid berbakat programming untuk melakangkah lebih jauh.
- Keempat, untuk memakai aplikasi open source adalah kita memiliki ekspektasi bahwa sekolah seharusnya mengajarkan fakta-fakta dasar kepada murid, ilmu-ilmu yang berguna, akan tetapi tugas mereka tidak berhenti di situ. Misi paling fundamental milik semua sekolah adalah mengajarkan muridnya cara menjadi penduduk dan tetangga yang baik–untuk bekerja sama dengan orang lain yang membutuhkan bantuan. Di zaman komputer, hal ini berarti mengajarkan mereka untuk berbagi perangkat lunak. Terutama di sekolah dasar, seharusnya mereka mengatakan kepada murid-muridnya “apabila anda membawa sebuah aplikasi ke sekolah, anda harus membagikannya kepada anak-anak lain.” Tentunya, sekolah harus mempraktekkan apa yang diajarkan: semua aplikasi yang dipakai di sekolah harus tersedia kepada murid untuk dipakai, dibawa pulang dan dibagikan ke orang lain.
Mengajarkan
murid-murid untuk memakai aplikasi open source dan berpartisipasi di
komunitas open source adalah pelajaran yang harus dipraktekkan. Semua
tingkat edukasi seharusnya menggunakan aplikasi gratis.
Sekian
dari saya dan Wassalamu’alaikum…
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar